For a man who just cracked inside

Monday, August 24, 2015

For a man who just cracked inside





Bismillah....


"Gua capek!" ujarnya setelah hening yang panjang. Dia datang bilang mau cerita, tapi sudah belasan menit berlalu dan tidak ada kalimat berarti yang keluar dari mulutnya. Dan kalimat ini adalah kalimat pertamanya sejak aku bertanya 'Loe kenapa?' beberapa menit lalu. Matanya menerawang jauh, terlihat lelah. Aku hanya menatapnya heran. Capek? Sejak kapan kata ini ada dalam kamusnya? "Gua gag boleh bilang capek ya?" tanyanya seolah tau isi otakku. 

"Bukan! Tentu aja boleh, tapi aneh aja....!" 

"Barusan nelfon bokap. Dan seperti biasa, endingnya selalu menjungkirbalikkan emosi gua!"

".........." aku hanya diam. Sangat mengerti hubungannya dengan sang ayah. 

"Loe tau gua orang hebat bukan? Gua kuat! Tangguh! Keras! Tak terkalahkan, bukan? Tapi hari ini gua bener-bener capek! Lelah!"

".........." lagi-lagi aku hanya diam. Aku tau, diam satu-satunya hal terbaik yang bisa kulakukan untuknya.

"Hari ini gua kembali berpikir, mestinya dulu gag begini. Mestinya dulu bokap bisa mempertahankan kami, anak-anaknya. Gag seenaknya memberikan kami ke siapa itu entah siapa. Jadi minimal gua masih punya sesuatu yang disebut keluarga. Masih punya rumah!" suaranya makin menghilang. Dan aku masih diam. Dia, sosok paling kuat yang pernah kutemui. Aku tidak pernah mendengar dia mengeluh atau berputus asa atas semua yang menimpanya. Apapun yang terjadi dia tetap saja kuat tak tergoyahkan. Bahkan terkadang nyaris terlihat tidak punya hati, tidak punya perasaan saking teguhnya.

Hidupnya tidak mudah, sama sekali tidak mudah. Hidup sendiri, tanpa keluarga, tanpa rumah, hanya beberapa teman yang datang dan pergi seiring waktu, dan aku - tentu saja. Aku selalu saja sedih setiap kali dia bercerita akan hiking lebaran kali ini, atau akan mencoba diving dan snorkeling di lebaran yang lain. Setiap liburan semester dihabiskan dengan komunitas pencinta alam, bertualang ke pelosok negeri. Atau terkadang kursus bahasa Jepang dan Rusia - ketika rajin. Terlihat seru? Mungkin! Tapi aku tau ini hanya pelarian dari perasaan hampa dan kosongnya. Ini jauh lebih baik dibanding harus menghabiskan waktu sendirian di kost. Bagiku, terlihat menyedihkan - walau aku tak pernah mengutarakannya. Satu hal yang membuatku lega selama ini adalah dia tidak pernah mengasihani dirinya sendiri. Tidak pernah merutuki nasib hidupnya. Dia menjalaninya dengan enjoy, terlihat jauh lebih bahagia dan menikmati hidup dibanding aku yang bisa dikatakan memiliki segalanya. Tapi hari ini, mendengarnya mengatakan lelah benar-benar membuatku ikut hancur. Selama ini dia tidak sebahagia yang terlihat, bukan? "Gua juga pengen ngerasain punya keluarga, dekat dengan kakak dan adek gua! Bisa cerita apapun ke mereka! Gua juga pengen ngerasain homesick! Kangen rumah, kangen kampung. Kangen masakan orang rumah. Kangen mudik. Kangen pulang. Atau minimal gue tau kemana harus pulang! Punya tempat kembali!" tubuhnya berguncang. Dan aku tak kalah terguncang mendengar pernyataannya. Kuraih bahunya, menepuk perlahan. 

"It's okay!" bisikku pelan, sama sekali tak yakin dengan ucapanku sendiri.

"It's not okay! Never be okay!" jawabnya nyaris tak terdengar. Ya, aku tau! Ini sama sekali tidak baik-baik saja. Dia, sahabatku, aku mengenalnya sejak belasan tahun lalu. Aku mengetahui hampir semua yang terjadi dalam hidupnya. Tahu siapa cinta pertamanya, bahkan tahu kapan gigi pertamanya copot. Tapi hari ini aku merasa sama sekali tidak mengenalnya. Selama ini dia menderita dan aku sama sekali tidak tahu. Teman macam apa? 

Kembali kutepuk punggungnya, "Gua disini, seperti biasa! Selalu dipihak loe!" hanya ini yang bisa kukatakan. Hal yang selalu dikatakannya setiap kali aku terpuruk.

Dia menatapku sebentar, lalu tersenyum yang aku tau sangat dipaksakan. "Gua tau!" Lalu dia mulai mengurai sakitnya. Sakit yang selama ini tak mampu kulihat.


Home, July 09th 2015
Dedicated to my best friend who cracked inside. Am here, as always. Always on your side, keep watching your journey. Stay cool! Stay stronger! You're granted this life coz you're strong enough to live it, remember? 

And you're the strongest man I've ever met! 

Congratulation, anyway! Plok plok plok.... ^^

0 comments :