2011

Monday, October 17, 2011

Hari ini? Hari LUPA sedunia


Udah lamaaa banget aku gag nulis. Serasa udah berabad-abad aja. Kangen sih memainkan jari-jemari ini di keyboard laptop tanpa konsep. Mengalir begitu saja dari otakku, tanpa terfokus pada buku dengan tebal 10 senti atau jurnal-jurnal kesehatan yang sungguh sama sekali tidak sehat-bagi penulis.

Well, cerita sedikit soal beberapa hari ini. Kuliah? Seperti biasa sih ya? Gag ada yang berubah, justru yang ada sekarang jadwal makin menggila. Hmm,, mungkin yang paling parah minggu ke-dua semester ini (oiya, udah semester 5 lho.. Rencananya aku pengen nge-review semester 4 kemaren, udah setengah jalan, tapi tetep aja judulnya belom kelar.. Hufftt). Well, minggu kedua, selama seminggu penuh aku hanya sekali menghabiskan maghrib dirumah. Selebihnya aku nikmati di campus. Bahkan yang paling parah pernah pulang ampe jam setengah 9. Hmm, mungkin aku sedikit beruntung, karena temen-temen ada yang ngeram di campus ampe jam 10. Oiya, ini tetep berangkat jam 7 dari rumah.. Tapi Alhamdulillah ya, aku udah tak terlalu ambil pusing lagi. Gag banyak omel lagi, apalagi nangis, ya gag lah. Gua udah gede’. Orang rumah juga udah lumayan ngerti. Sekalipun tetep aja ada gosip miring terhadapku, tapi Lanie yang dulu udah kembali (yuuhuuu). Kagag pernah peduli dengan apapun kata orang. Masa bodo’. Yahh, baru kusadari ternyata itu sifat bagus yang tidak sepantasnya kubuang (pungut lagi).

Oiya, beberapa hari lalu ada temen yang nyaranin ikut lomba cerpen yang kalo gag salah diadain FKIP-UR. “Ikut ya ukhty? Panitianya temen Indah. Ntar Ndah lobi temen Ndah tu biar deadline-nya bisa diperpanjang dikit.”

Heh? Apa-apaan? Well, aku udah baca pengumumannya di papan pengumuman di bawah, tapi langsung mules pas baca topiknya ‘PENDIDIKAN’. Oh God, sejak kapan aku berkoar soal pendidikan. Well, aku akui essay ‘itu’. Tapi sumpah, itu cuman kebetulan, kali aja panitianya lagi kelilipan atau ngantuk pas membaca essayku. Sampai sekarang-pun aku masih heran, koq bisa ya tu essay jebol?? Cckk,, ckk,,, aneh.

Well, masuk ke inti tulisan ini *nah, tuh khan.. Aku selalu begitu. Nulis panjang lebar, ternyata baru pendahuluan doank*

Seperti biasa aku akan bercerita sedikit tentang hari ini. Hari yang sebenernya tidak jauh beda dengan hari-hari biasa. Dimulai dengan grasa-grusu di pagi hari-seperti biasa. Aku hanya bisa memandangi cucian yang menumpuk dengan lesu. Oke, clothes, I’ll solve you tomorrow. Okeh? Siip? *inilah aku, makhluk Tuhan paling ramah, bahkan cucian kotor-pun diajak ngobrol*. Oiya, ada yang aneh hari ini. Tapi gag cukup aneh juga jika dibandingkan dengan hari-hariku yang aneh semua. Haha.


Kamar Kehidupan, 17.10.20

Saturday, September 24, 2011

An episode is ended



Bismillah....

Sangat ingin berbagi kisah. Tapi tak akan kusampaikan, sekalipun amat teramat sangat ingin.. Kenapa? Aku takut dan malu. Jangan tanya kenapa, karena tak akan pernah kujawab..

Dalam beberapa kasus, ketidaktahuan adalah hal yang indah, sebaliknya mengetahui adalah hal yang menyakitkan. Inilah yang terjadi dengan kasusku sekarang. Ahh, seandainya aku tidak mengetahuinya. Seandainya aku tidak mendengarnya. Atau seandainya aku tidak memiliki hati. Tentulah tulisan tak jelas ini gak bakal tercipta.

Aku tertegun mendengar penuturan nenek. Astaghfirullah... Sakit hati ini.. Perih.. “Tau kau urangnyo Ni?” [Kamu tau orangnya Lan?] Wuiisshh, pertanyaan menusuk jantung. “Ndaakk..” jawabku mencoba bersikap biasa-seperti biasa. Aku bohong. Ya, aku berbohong. Membohongi semua orang dan juga berharap bisa membohongi diriku sendiri. Ingin sekali rasanya berteriak kalau aku baik-baik saja, sekalipun tidak ada yang bertanya. Ya, aku hanya ingin memastikan keadaanku saja. Apa benar baik-baik saja. Tapi tetap saja aku mendapati diriku berbohong... Astaghfirullah...

Sangat ingin banget sebenernya berbagi kisah ini. Sepenggal kisah yang dulu ‘sempat’ terasa manis dan membersitkan harapan indah. Tapi aku tak mau. Tidak semua hal ‘pantas’ untuk ditulis. Tidak semua hal bisa dibagi. Cukuplah hanya aku dan Rabb-ku saja yang tahu kebenaran ‘kisah’ ini. Pun dengan Rabb-ku saja aku tak pernah bercerita. Tak pernah aku ‘mengadukan’ hal ini kepada-Nya. Pun tidak pernah melafazkan do’a ‘ini’ dalam sujudku. Tak pernah ada apapun dalam ‘kisah’ ini yang pernah terucap di lisanku. Tapi Dia yang Maha Tahu pasti Tahu segala isi hatiku. Sekalipun aku terlalu malu untuk bercerita. Malu kepada-Nya. Malu kepada 2 malaikat disisiku, karena aku tak pernah tahu, malaikat mana yang akan menulis jika aku bercerita. Juga malu kepada diriku sendiri.. Ya Allah, aku malu... Sungguh,, Engkau yang Maha Tahu sebesar apa rasa malu ini.
Biarkan aku melongok hatiku sejenak. Sekedar melihat keadaannya dan memastikan ‘apa’ yang tersisa darinya. 

KECEWA. Astaghfirullah.. Untuk kesekian kalinya kata ini memonopoli hidupku. Kecewa? He, kalo dipikir-pikir apa yang aku kecewa-kan? Kegagalanku menata hati? Ketidakberdayaanku melawan takdir? Atau garis hidup yang tak pernah berpihak kepadaku? Atau apa? Ahh, entahlah... Aku juga tidak sepenuhnya mengetahui..

PERIH.. Lebih tepatnya amat sangat perih. Seperti ratusan belati yang menyayat hatiku. Merobek jiwaku hingga nyaris tak berbentuk lagi. Aku terluka, meski berulang kali kukatakan pada diriku bahwa ini hanya luka kecil. Akan sembuh dengan segera dan akan menjadi tak berarti. Tapi tetap saja keraguan itu masih ada. Keraguan akan kesembuhan luka itu sendiri..

Tak perlu kuumbar terlalu dalam ‘rasa’ yang kini menyeruak dari lubuk hatiku. Aku tahu, tak seorang-pun mampu menolong. Cukup kusimpan dalam hati, mengunci dan membuang kuncinya ke tempat entah dimana yang tak mungkin terjamah. Hhh, sepenggal cerita yang kemaren masih kuharapkan akan menjadi nyata. Tapi ya,,, semuanya udah berakhir. All is ended... Tak perlu kuungkit lagi.. Yang perlu kulakukan sekarang hanyalah menata hatiku kembali. Menjaganya dengan ekstra hati-hati dan berhati-hati dalam bertindak. 

Hidup adalah misteri. Tak seorang-pun tahu apa yang terjadi esok, ataupun beberapa detik lagi. Semua berjalan sesuai rencana-Nya, bukan rencanaku. Semua adalah ketetapan-Nya. Ya Allah, beri keikhlasan itu dihati hamba-Mu yang lemah ini. Ameen..

Biarkan sebuah subuh di pertengahan Ramadhan ini menjadi saksi seorang Lanie yang berjuang menata hati, memperbaiki diri. Berjuang menjadi wanita yang sesungguhnya, sebagaimana yang dituntut oleh agama ini, menjadi muslimah sholehah yang terjaga.
Biarlah hari ini menjadi saksi seorang Lanie mengadili hatinya yang terkoyak. Saksi atas usahaku yang tertatih menutup kisah ini. Sebuah episode dalam hidup yang ‘dulu’ pernah menjadi alasanku bertahan ‘disini’. Menjadi saksi akan kebulatan tekad untuk tak lagi mengagungkan hati dengan segala tetek bengeknya...

Hari ini kutegaskan pada diriku sendiri, bahwa sepenggal kisah dalam hidupku telah berakhir. Dan kini telah dinobatkan sebagai sejarah hidupku. Yang sama sekali tidak penting dan tak akan berpengaruh apa-apa terhadap masa depanku kelak. Semoga....

Kamar kehidupan, Aug, 2011
pada sebuah subuh di pertengahan Ramadhan 1432H

Thursday, July 21, 2011

Nice Quote from Novel


Sebelumya mau ngingetin bahwa mungkin judul tulisan ini agak menjebak. Seperti apa jebakannya? Cekidot. *gubrak* 

Misi liburan udah mulai berjalan, meski gag terlalu mulus. Tapi gag papa, aku emang gak berharap banyak dengan liburan kali ini.

Well, salah satu misi liburan kali ini adalah namatin baca belasan buku yang selama ini cuman pajangan doang. Aku emg rajin (banget) beli buku. Tapi males baca. Well, ini penyakit baru setahun belakangan dan belum ditemukan obatnya.

Jdilah aku memanfaatkn waktu liburan ini untuk melahap mereka semua.

Hmm, sebenernya mau ketawa ingat kejadian 3 hari lalu. Niat mau ke ATM, eh tapi malah nyangkut di toko buku. Lagi promo, beli 2 dapet 1. Oho, lets hunting Lan! *Indonesia banget, langsung aja melek kalo ada yang gratis* 

Jadilah mampir, dan ternyata bukunya lumayan juga. Dengan uang pas-pasan di dompet, ditambah omongan mbak penjaga toko, "Promonya cuman sampe hari Minggu lho dek. Kan Senennya udah sekolah." 

He? Apa hubungannya? 

Hmm, jadilah aku berhasil mengantongin 4 buah buku. Kalo kakakku tahu, aku pasti bakal diomelin, secara dirumah masih ada banyak buku yang masih disegel. Artinya, belum dibuka sejak beberapa bulan lalu. Boro-boro dibaca. Bener-bener pemborosan dan gak pake mikir. 

Well, sebenernya aku sangat mikir tentang ini. *tuh kan gak nyambung dengan judulnya* 

Pertama, ini buku bagus. 

Kedua, pake promo lagi.

Ketiga, daripada aku ngabisin duit buat beli pulsa, mending buat buku kan? 

Keempat, liburku 3 bulan (katanya), tentunya aku punya banyak waktu ngelahap tu buku. 

Kelima, kapan lagi aku punya kesempatan ke toko buku? Minggu depan mulai kerja. Palingan 2 atau 3 minggu, artinya aku gak bakal bisa kemana-mana (kecuali kalo aku nekad (kayak biasa), tapi harus siap mental dihadang uni di garase sambil ngacungin golok) 

Keenam, apa lagi yah? 

Whateverlah, pokoke aku mikir.. 

Waduh, aku ngebahas apa ini? Judulnya apa, isinya kemana. Makanya, don't jude a note by its tittle.

Kembali kejalan yang bener, aku akan bicara sangat sedikit tentang buku yang udah kubaca. Rekor baru, aku namatin baca ni buku dalam 1,5 hari. Yee, keren. Plok plok plok. *plak* 

Sejak 2 taun belakangan aku emang bermasalah dengan buku atau apapun yang ada hurupnya. Boro-boro buku kuliah yang setingggi lutut, Doraemon aj aku namatinnya sebulan. Parah bgt. Gak kayak dulu lagi. Ketika aku tamatin Harry Potter dalam 2 hari, pdhl masih SMP itu.

Well, judulnya The Village Bride of Beverly Hills oleh Kavita Daswani. Fyi, ini novel India pertama yang aku baca. Well, ceritanya keren dan penuh kejutan. Dan, sedikit banyak aku ngerasa senasib tapi tak sepenanggungan (karna ditanggung masing-masing) dengan Priya, tokoh utama dalam novel ini. Nasib seperti apakah itu? Silakan baca sendiri nopelnya. 

Hmm, inilah dia inti dari tulisan gaje ini, tanpa maksud apa-apa dan juga tanpa niat apa-apa, cuman suka aja paragraf ini. Ini adalah ungkapan Sanjay kpd Priya (mereka suami istri ya) tepat didepan Taj Mahal. *walau setahuku tepat di 2 halaman terakhir novel ini* *edan* 

 "Ketahuilah, setiap kali kau merasa tidak diinginkan di dunia dan oleh orang2 di dalamnya, kau diinginkan dlam duniaku. Mungkin aku tidak tahu banyak, tetapi aku tahu kekosongan hatiku tanpamu. Aku akan belajar melengkapimu, seperti juga kau melengkapiku.." (Village Bride of Beverly Hills (p.335), by Kavita Daswani)

Hmm, so sweet. Apa rasanya kalo ada yang bilang itu ke aku? Stroberi? Anggur? Melon? Vanilla? Atau coklat? *ini jualan apa yak?* 

Serius nih, pastinya rasanya berbunga-bunga, terus jadi kupu-kupu, trus melintasi 5 benua, menyelami 3 samudera, melayang ke angkasa, membelah langit menggapai bulan dan akhirnya 'bruukkh', kembali kebumi, patah kaki, patah tangan, jadinya kayak mumi. 

What next? Makan, trus beres-beres garase, lalu jemput buku-buku ke rumah tetangga. (Sampai hari ini masih misteri, tu rumah punya siapa? Kok bisa-bisanya kuncinya ada ama gua?)

Besok mulai dinas, mudah-mudahan lancar. Dan kalo bisa ada kejutan kayak taon kemaren. Haha, ngarep. *ngomong apaan coba? Tuh kan, gak nyambung banget dengan jdulnya* Abisnya untuk tulisan sekomplit ini aku bingung mau ngasih judul apa, banyak banget bahannya, kayak gado-gado campur rujak. Nah loh? Apa coba. 

 

Kamar kehidupan, July 10th 2011 @ 02:52pm 
(udah sore toh, pantesan perut gue berontak terus dari tadi. Plis maag jangan kambuh. Plis, bisa berabe ini urusan)