I am really sorry
I am really sorry... |
Hi, how’s there? Been a long time huh?
finally today I searched for another proffessional's help, and guess what? Yap, she gave me 'that'. That scary shit.
finally today I searched for another proffessional's help, and guess what? Yap, she gave me 'that'. That scary shit.
I’m sorry! I AM REALLY SORRY. I am sorry for you. I am sorry for
myself.
Hari ini adalah pembuktian lain
bahwa aku tidak bisa menjaga diriku sendiri, seperti yang pernah loe bilang. You was right, you always be. Ya,
seperti yang kau dan orang-orang tau, selepas kau pergi, aku porak poranda. Hidupku
melambat, kuliahku berantakan, kesehatanku memburuk, aku kehilangan beberapa
sifat baik yang kupunya dan menimbun segudang sifat buruk. Pola tidurku makin
tak terkendali, kepalaku sangat berisik, terlalu banyak hal untuk dipikirkan
dan dikhawatirkan. Aku ketakutan pada hal-hal yang belum terjadi. Tak luput
satu haripun dalam dua tahun ini dimana aku bangun tanpa membawa kekhawatiran
didadaku. Ya, aku insecure atas
apapun, orang, masa depan, bahkan terhadap diriku sendiri.
Dan puncaknya hari ini. Aku tak
bisa membayangkan apa yang akan keluar dari mulutmu jika kau tau kondisiku
sekarang. Atau bagaimana reaksimu jika tau (terutama hari ini). Entahlah, aku
kehabisan ide untuk mengkhayalkanmu. “Who the hell are you? I dunno who are you. You’re not Lani I knew!”
Same here bro.
Dan sekali lagi I AM
REALLY SORRY. Aku minta maaf karena sudah mengecewakanmu dan
orang-orang. Aku minta maaf karena tidak bisa menjaga diriku sendiri, tidak
mampu berbuat baik pada diriku sendiri, tidak bisa mengandalkan diriku sendiri,
dan lemah atas takdir ini. Mendadak jargon ‘love yourself’ yang sering
kukampanyekan terasa sangat klise dan penuh kemunafikan. I love me, I know that. Hanya saja sekarang hidup membantingku
sangat keras –aku ragu apa dikemudian hari aku masih punya kesempatan mendapat
bantingan lebih keras dari ini- seolah memastikan aku tidak akan bangun lagi. Dan
sepertinya itu benar.
Aku ragu apa aku bisa kembali
seperti semula.
Dan kau tau? Di beberapa kesempatan aku sangat ingin memakimu,
meneriakimu dengan semua stok sumpah serapah yang kupunya. Tapi itu semua
selalu (hanya) berakhir dengan “Loe
dimana? Apa kabar?” Atau disaat-saat random aku hanya sanggup bergumam “I wish you were here!” Itu tak
terdengar seperti Lani, bukan? I know! Semua hal padaku selama dua tahun ini
tak pernah lagi ‘seperti Lani’.
Hampir dua tahun. Ya, empat hari
lagi genap dua tahun. See? Aku bahkan sangat pelit menghitung hari kepergianmu.
Hari pertama puasa, Cia membuat status “am
I the only one got excited ‘bout Romadhon but feel so damn pain at the same time?”
Dia
belum sembuh, I know. Pada dasarnya tidak seorangpun dari ‘kita’ yang bisa
dikatakan ‘sembuh’. Semua orang masih membawamu kemana-mana. Masih berkaca-kaca
jika itu tentangmu. Masih tercekat menyebut namamu. Pada titik ini aku suka
berpikir ‘Who the hell are you? Sampai membuat
luka segini dalam pada orang-orang yang kau tinggalkan?’
Well, as I said it almost two
years. I’ve prepared my self for the worst pain and tears. Hehe..
Somewhere blue, 08 May 2019. 03 Ramadhan 1440H.
Once again, I wish you were here. I really do.