An episode is ended
Bismillah....
Sangat ingin berbagi
kisah. Tapi tak akan kusampaikan, sekalipun amat teramat sangat ingin.. Kenapa?
Aku takut dan malu. Jangan tanya kenapa, karena tak akan pernah kujawab..
Dalam beberapa kasus,
ketidaktahuan adalah hal yang indah, sebaliknya mengetahui adalah hal yang
menyakitkan. Inilah yang terjadi dengan kasusku sekarang. Ahh, seandainya aku
tidak mengetahuinya. Seandainya aku tidak mendengarnya. Atau seandainya aku tidak
memiliki hati. Tentulah tulisan tak jelas ini gak bakal tercipta.
Aku tertegun
mendengar penuturan nenek. Astaghfirullah...
Sakit hati ini.. Perih.. “Tau kau
urangnyo Ni?” [Kamu tau orangnya Lan?] Wuiisshh, pertanyaan menusuk
jantung. “Ndaakk..” jawabku mencoba
bersikap biasa-seperti biasa. Aku bohong. Ya, aku berbohong. Membohongi semua
orang dan juga berharap bisa membohongi diriku sendiri. Ingin sekali rasanya
berteriak kalau aku baik-baik saja, sekalipun tidak ada yang bertanya. Ya, aku
hanya ingin memastikan keadaanku saja. Apa benar baik-baik saja. Tapi tetap
saja aku mendapati diriku berbohong... Astaghfirullah...
Sangat ingin banget
sebenernya berbagi kisah ini. Sepenggal kisah yang dulu ‘sempat’ terasa manis
dan membersitkan harapan indah. Tapi aku tak mau. Tidak semua hal ‘pantas’
untuk ditulis. Tidak semua hal bisa dibagi. Cukuplah hanya aku dan Rabb-ku saja
yang tahu kebenaran ‘kisah’ ini. Pun dengan Rabb-ku saja aku tak pernah
bercerita. Tak pernah aku ‘mengadukan’ hal ini kepada-Nya. Pun tidak pernah
melafazkan do’a ‘ini’ dalam sujudku. Tak pernah ada apapun dalam ‘kisah’ ini
yang pernah terucap di lisanku. Tapi Dia yang Maha Tahu pasti Tahu segala isi
hatiku. Sekalipun aku terlalu malu untuk bercerita. Malu kepada-Nya. Malu
kepada 2 malaikat disisiku, karena aku tak pernah tahu, malaikat mana yang akan
menulis jika aku bercerita. Juga malu kepada diriku sendiri.. Ya Allah, aku
malu... Sungguh,, Engkau yang Maha Tahu sebesar apa rasa malu ini.
Biarkan aku melongok
hatiku sejenak. Sekedar melihat keadaannya dan memastikan ‘apa’ yang tersisa
darinya.
KECEWA. Astaghfirullah.. Untuk kesekian kalinya kata ini memonopoli hidupku. Kecewa? He, kalo
dipikir-pikir apa yang aku kecewa-kan? Kegagalanku menata hati?
Ketidakberdayaanku melawan takdir? Atau garis hidup yang tak pernah berpihak
kepadaku? Atau apa? Ahh, entahlah... Aku juga tidak sepenuhnya mengetahui..
PERIH.. Lebih tepatnya amat
sangat perih. Seperti ratusan belati yang menyayat hatiku. Merobek jiwaku
hingga nyaris tak berbentuk lagi. Aku terluka, meski berulang kali kukatakan
pada diriku bahwa ini hanya luka kecil. Akan sembuh dengan segera dan akan
menjadi tak berarti. Tapi tetap saja keraguan itu masih ada. Keraguan akan
kesembuhan luka itu sendiri..
Tak perlu kuumbar
terlalu dalam ‘rasa’ yang kini menyeruak dari lubuk hatiku. Aku tahu, tak
seorang-pun mampu menolong. Cukup kusimpan dalam hati, mengunci dan membuang
kuncinya ke tempat entah dimana yang tak mungkin terjamah. Hhh, sepenggal
cerita yang kemaren masih kuharapkan akan menjadi nyata. Tapi ya,,, semuanya
udah berakhir. All is ended... Tak
perlu kuungkit lagi.. Yang perlu kulakukan sekarang hanyalah menata hatiku
kembali. Menjaganya dengan ekstra hati-hati dan berhati-hati dalam bertindak.
Hidup adalah misteri.
Tak seorang-pun tahu apa yang terjadi esok, ataupun beberapa detik lagi. Semua
berjalan sesuai rencana-Nya, bukan rencanaku. Semua adalah ketetapan-Nya. Ya
Allah, beri keikhlasan itu dihati hamba-Mu yang lemah ini. Ameen..
Biarkan sebuah subuh
di pertengahan Ramadhan ini menjadi saksi seorang Lanie yang berjuang menata
hati, memperbaiki diri. Berjuang menjadi wanita yang sesungguhnya, sebagaimana
yang dituntut oleh agama ini, menjadi muslimah sholehah yang terjaga.
Biarlah hari ini
menjadi saksi seorang Lanie mengadili hatinya yang terkoyak. Saksi atas usahaku
yang tertatih menutup kisah ini. Sebuah episode dalam hidup yang ‘dulu’ pernah
menjadi alasanku bertahan ‘disini’. Menjadi saksi akan kebulatan tekad untuk
tak lagi mengagungkan hati dengan segala tetek bengeknya...
Hari ini kutegaskan
pada diriku sendiri, bahwa sepenggal kisah dalam hidupku telah berakhir. Dan
kini telah dinobatkan sebagai sejarah hidupku. Yang sama sekali tidak penting
dan tak akan berpengaruh apa-apa terhadap masa depanku kelak. Semoga....
Kamar kehidupan, Aug, 2011
pada sebuah subuh di pertengahan Ramadhan 1432H
10 comments :
HEhehee,,, okeh adekku sayang..
kumaha' damang?
syukron dah mampirrr... ^^
Tak perlu kuumbar terlalu dalam ‘rasa’ yang kini menyeruak dari lubuk hatiku. Aku tahu, tak seorang-pun mampu menolong. Cukup kusimpan dalam hati, mengunci dan membuang kuncinya ke tempat entah dimana yang tak mungkin terjamah.
ada apa ini? romadon kok malah ngurusin beginian?
damaang, sama-sama kak lani. kok pakek sunda? bukannya minang ya?
I know u: Hah??? waduuh,,, ini teh ... ma'ap ribet jelasinnya..
ini tulisan awalnya bukan buat konsumsi publik...
tapi ada seorang temen yang sedang mengalami kasus sama..
san seorang temen yang laen nyaranin buat ngepost ni tulisan...
ini tulisan pribadi banget dan gag perlu dipirin juga
toh kagag penting.. dan gag ada gunanya... tulisan sampah begono/// Heeeee
Secretist: Suwun dek *bner kagag neh??*
lagi demen ama sunda. hehe... emnag koq,, Minang tulen,, urang awak.. ^^
haha,ana juga gak tau sunda kak.hehe.. semangat kak, ayo menulis, kadang tulisan itu bukan hanya obat buat kita, tapi juga buat orang lain dengan kasus yang sama. tapi gak usah gugup juga kali jawabnya. jangan-jangan..... nah,mencurigakan nih
Loh?? apaa-apaan nih?? udahan ah.. udeh sore,,,, kaka out dulu yakk... puyeng lama-lama didunia kagag jaleh gini... hehhe
kok malah tulisan sampah? bukan kemaren udah pede ama diri sendiri.juga udah berhasil menjebol to?ayo semangat, iya, ana gak pikirin kok, cuma terngiang aja. heeee
yoilah ka lani. ati-ati yah.. sampai ketemu, kangen ama kakak,, pengen curhat dan konsultasi deh
Post a Comment